
KalselBabusalam.com Mantan anggota Komite Eksekutif (Exco) FAM, Christopher Raj, telah menyuarakan pandangannya mengenai alasan di balik keputusan sejumlah klub untuk mengakhiri kontrak pemain naturalisasi Malaysia yang kini menghadapi sanksi dari FIFA.
Christopher Raj menyoroti pentingnya keharmonisan antara pemain dan klub, sebuah aspek yang kini terusik akibat dampak dari skandal naturalisasi yang melanda sepak bola Malaysia. Mantan media officer AFC tersebut mengungkapkan keprihatinannya menyusul sikap tegas yang ditunjukkan oleh beberapa klub terhadap para pemain naturalisasi mereka.
Setidaknya ada tiga nama pemain yang menjadi sorotan, mereka adalah Imanol Machuca dari Velez Sarsfield, Gabriel Palmero yang telah diputus kontrak oleh klub kasta keempat Liga Spanyol, serta Rodrigo Holgado yang nasibnya masih dalam proses penanganan oleh America de Cali. Ketiga kasus ini menunjukkan respons cepat dari klub terhadap situasi yang kompleks ini.
Menurut Christopher Raj, keputusan yang diambil oleh klub-klub tersebut bukanlah langkah gegabah, melainkan hasil dari penilaian yang matang. Klub-klub tersebut, lanjutnya, sangat memahami risiko yang mereka hadapi dan berupaya keras untuk memastikan diri tidak terseret dalam masalah serius akibat skandal naturalisasi Malaysia ini.
“Pendapat saya, klub-klub tahu apa yang mereka hadapi. Oleh karena itu, ada beberapa klub yang ingin mengakhiri kontrak,” ujar Christopher Raj. “Saya pikir klub tidak ingin diskors atau mengambil tindakan atas kecurangan yang dilakukan oleh pemain yang bersangkutan. Jadi, kami melihat beberapa tim sudah mulai bertindak sebelum FIFA mengambil tindakan.” Tambah Christopher Raj, dilansir dari Stadium Astro.
Usai Kualifikasi Piala Asia 2027, Peter Cklamovsi Pergi dan Timnas Malaysia Bubar?
Klub-klub yang telah memutus kontrak pemain-pemain ini disinyalir juga memiliki keyakinan bahwa Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) tidak akan meraih kemenangan di Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS). Seperti yang publik ketahui, setelah banding mereka ditolak oleh FIFA, FAM segera memutuskan untuk membawa kasus ini ke Pengadilan CAS.
Meski menjadi upaya terakhir Malaysia untuk membela diri, keputusan FAM untuk melanjutkan ke CAS justru menuai banyak kritik. Sejumlah pengamat dan ahli sepak bola menilai langkah Malaysia ini akan sia-sia, sebab dianggap tidak akan mengubah fakta-fakta yang telah ditemukan dan ditunjukkan oleh FIFA.
“Tampaknya klub-klub awalnya yakin bahwa peluang untuk mendapatkan banding dari FIFA kurang efektif,” jelas Christopher Raj. “FAM perlu bekerja lebih keras, dan membawa masalah ini ke CAS. Saya yakin akan ada berita baru nanti,” pungkasnya, memberikan gambaran akan potensi perkembangan di masa mendatang.
Di tengah situasi ini, spekulasi liar pun bermunculan mengenai masa depan sepak bola Malaysia pasca-kasus pemalsuan dokumen naturalisasi ini. Banyak pihak memprediksi bahwa Malaysia bakal menerima sanksi berat, mulai dari pengurangan poin, pembatalan pertandingan, hingga penangguhan dari kompetisi internasional.
Dianggap Menghina Pasukan Keamanan Nasional, Adam Alis Bikin Malaysia Murka: Tindak Tegas!
Yang lebih mengkhawatirkan, penangguhan ini tidak hanya berpotensi menimpa tim nasional, melainkan juga federasi itu sendiri sebagai “tersangka” utama dalam skandal ini. Namun, untuk kepastiannya, publik masih harus bersabar menunggu hingga seluruh tahapan persidangan di Pengadilan CAS benar-benar rampung.
Selama periode penantian yang penuh ketidakpastian ini, masyarakat Malaysia masih akan disuguhkan dengan berbagai pertandingan Timnas Harimau Malaya. Menarik untuk dinantikan, kejutan apa yang akan terjadi selanjutnya dan bagaimana nasib sepak bola Malaysia akan ditentukan di masa depan.











