
KalselBabusalam.com – IFAB berencana membatasi durasi pengambilan lemparan ke dalam demi mengoptimalkan waktu efektif pertandingan dalam 90 menit penuh.
The International Football Association Board (IFAB), badan yang berwenang mengatur regulasi sepak bola global, saat ini sedang mengkaji perubahan signifikan terkait aturan lemparan ke dalam. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap dinamika sepak bola modern.
Sebagai satu-satunya lembaga yang berhak menyusun dan mengubah peraturan sepak bola yang berlaku di seluruh dunia, IFAB memiliki peran krusial dalam menjaga integritas dan daya tarik olahraga ini.
Keanggotaan badan ini terdiri dari empat federasi sepak bola Britania Raya, yaitu Inggris, Skotlandia, Wales, dan Irlandia Utara, ditambah dengan perwakilan dari FIFA, yang memastikan perspektif global dalam setiap keputusan yang diambil.
Beberapa waktu belakangan, IFAB menyoroti tren taktik dalam sepak bola modern yang semakin intens memanfaatkan lemparan ke dalam sebagai senjata strategis. Pengamatan ini menjadi titik awal diskusi perubahan aturan.
Jika dahulu lemparan ke dalam umumnya dieksekusi secara cepat dan pendek, kini teknik lemparan jarak jauh justru lazim dipraktikkan, mengubah dinamika serangan dan pertahanan dalam pertandingan.
Peningkatan penggunaan taktik ini terbukti secara statistik. Data dari Liga Inggris menunjukkan adanya lonjakan signifikan, di mana jumlah lemparan jauh meningkat hingga dua kali lipat pada musim ini dibandingkan musim sebelumnya.
Dilansir dari The Guardian, rata-rata lemparan jauh yang terjadi per pertandingan mencapai 3,44 pada musim ini, naik drastis dari 1,52 pada musim lalu. Angka ini menegaskan pergeseran strategi yang ada.
Fenomena ini, di satu sisi, memang melahirkan variasi taktik yang memperkaya khazanah sepak bola, menghadirkan pendekatan serangan yang lebih beragam. Namun, di sisi lain, turut membawa dampak yang kurang menguntungkan.
Inilah Jadwal Lengkap Timnas U-17 Indonesia di Piala Dunia U-17 2025
Dampak negatif yang paling disoroti adalah terbuangnya lebih banyak durasi waktu. Lemparan jauh kerap membutuhkan persiapan yang lebih lama bagi tim penyerang untuk menata posisi pelempar dan menyelaraskan sasaran, sehingga mengurangi waktu efektif bermain.
Atas dasar pertimbangan tersebut, IFAB, yang memang bertekad kuat untuk senantiasa meningkatkan waktu efektif permainan, kini berencana untuk memberlakukan batasan durasi pada eksekusi lemparan ke dalam tersebut.
Konsep pembatasan ini serupa dengan aturan delapan detik yang diberlakukan bagi penjaga gawang saat menguasai bola. Durasi untuk mengambil lemparan ke dalam kemungkinan besar akan dibatasi, guna mempercepat alur pertandingan.
Dilansir dari The Guardian, pembahasan intens telah dilakukan oleh IFAB mengenai “kemungkinan membatasi berapa lama seorang pemain berada dalam situasi lemparan ke dalam“.
Inisiatif ini secara spesifik bertujuan untuk “meningkatkan waktu efektif permainan dalam pertandingan sepak bola” secara keseluruhan, agar dinamika laga tidak terganggu oleh jeda yang terlalu lama.
Seperti diketahui, aturan baru terkait pembatasan waktu bagi penjaga gawang saat menguasai bola telah diterapkan pada musim ini, menunjukkan komitmen IFAB dalam menjaga ritme permainan.
Bahkan, kemungkinan pemberlakuan aturan serupa untuk lemparan ke dalam dan tendangan gawang telah menjadi topik diskusi hangat dalam pertemuan virtual antara IFAB dan panel penasihat teknis pada hari Selasa lalu.
Apabila aturan pembatasan durasi ini resmi diberlakukan, tentu akan sangat berdampak pada para pemain yang dikenal sebagai “spesialis lemparan ke dalam“, membatasi ruang mereka untuk berkreasi.
Ambil contoh di level internasional, Timnas Indonesia memiliki beberapa pemain dengan keahlian luar biasa dalam eksekusi lemparan ke dalam, yang secara konsisten menjadi senjata rahasia di berbagai pertandingan.
Si Tukang Jagal Sudah Kembali Berlatih dengan Man United, Rival-Rival King MU Bersiaplah Ketar-ketir
Pratama Arhan, bek kiri andalan Bangkok United, dan Robi Darwis, gelandang muda Persib Bandung, adalah dua contoh nyata pemain Indonesia yang menguasai teknik lemparan ke dalam jarak jauh ini dengan sangat baik.
Jika aturan IFAB mengenai pembatasan durasi ini disahkan, maka kedua pemain ini, seperti Arhan dan Robi, tidak akan memiliki banyak waktu luang untuk melakukan persiapan detail, mulai dari mengelap bola, berancang-ancang, hingga melancarkan lemparan mereka.
Keahlian spesifik yang mereka miliki bisa dibilang “terancam”. Pertanyaannya, bagaimana Arhan dan pemain spesialis lainnya akan beradaptasi dengan potensi aturan baru ini demi tetap menjaga efektivitas permainan mereka?
Daftar Final 21 Pemain Timnas U-17 Indonesia untuk Piala Dunia U-17 2025, Ada 4 Pilar Diaspora











