KalselBabusalam.com – Skandal naturalisasi yang melanda Timnas Malaysia memang menyisakan dilema besar. Namun, seorang pengacara terkemuka dari Negeri Jiran, Nik Erman Nik Roseli, muncul dengan solusi menarik yang berpotensi mengakhiri polemik ini tanpa harus berhadapan dengan drama panjang di Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS).

Alih-alih menyarankan Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) untuk menantang keputusan FIFA di CAS, Nik Erman justru menawarkan strategi cerdas yang sepenuhnya mematuhi regulasi FIFA terkait naturalisasi pemain. Pendekatan ini diharapkan dapat membuka jalan bagi para pemain yang terlibat untuk membela Timnas Malaysia di masa mendatang secara legal.

Menurut Nik Erman Nik Roseli, ketujuh pemain yang sempat tersandung kasus naturalisasi ilegal ini tidak akan serta-merta bisa bermain untuk Timnas Malaysia, meskipun sanksi skorsing FIFA selama satu tahun sudah berakhir. Poin krusial yang harus dipahami adalah bahwa sanksi FIFA ini berkaitan dengan larangan naturalisasi pemain yang dilakukan secara tidak sah, dan hukuman tersebut tidak secara otomatis melegalkan tindakan ilegal yang telah terjadi.

“Hukuman FIFA tidak melegalkan naturalisasi ilegal. Ketujuh pemain naturalisasi tersebut tidak akan dapat bermain untuk Timnas Malaysia, meski hukuman skorsing (selama satu tahun) sudah berakhir,” tegas Nik Erman Nik Roseli, dilansir dari Soha.vn. Oleh karena itu, ia mendesak FAM untuk mencermati dan mengikuti aturan hukum yang diakui FIFA demi keabsahan partisipasi ketujuh pemain tersebut.

Solusi yang diajukan oleh pengacara kondang ini cukup gamblang: meminta ketujuh pemain tersebut untuk kembali menjalani prosedur naturalisasi yang sah, yaitu dengan menetap di Malaysia selama lima tahun berturut-turut. Ini merupakan jawaban atas pertanyaan krusial mengenai kelayakan bermain mereka setelah skorsing 12 bulan berakhir.

“Agar memenuhi syarat untuk bermain di tim nasional Malaysia, kelompok yang terdiri dari tujuh pemain naturalisasi tersebut harus berada di Malaysia selama lima tahun sesuai aturan FIFA. Artinya, mereka harus tinggal di Malaysia setidaknya selama 183 hari dalam setiap periode 12 bulan selama lima tahun berturut-turut,” jelas Nik Erman. Metode ini sepenuhnya dilegalkan oleh FIFA, sesuai dengan peraturan baku mengenai naturalisasi pemain asing.

Cuma Bisa Lawan Bhutan dan Sri Lanka, Eks Orang AFC: Timnas Malaysia Nggak Ada Faedahnya!

Meski begitu, muncul persoalan lain. FAM sebelumnya mengklaim bahwa ketujuh pemain tersebut memiliki garis keturunan Malaysia, sehingga tidak perlu menunggu masa tinggal yang panjang. Namun, FAM gagal membuktikan silsilah keturunan Malaysia yang otentik dari para pemain ini. Justru FIFA yang berhasil menemukan catatan autentik terkait dokumen kelahiran kakek-nenek ketujuh pemain tersebut, yang berbeda dari klaim FAM.

Kendati demikian, Nik Erman menekankan bahwa fokus utama jawabannya bukanlah pada keaslian silsilah pemain, melainkan pada kelayakan mereka untuk bermain di Timnas Malaysia berdasarkan aturan FIFA. Isu mengenai asli atau palsunya silsilah pemain saat ini masih menjadi pembahasan mendalam oleh pihak Malaysia sebelum memutuskan untuk membawa kasus ini ke Pengadilan CAS.

Malaysia tampaknya memilih jalan terakhir dengan melawan FIFA di Pengadilan CAS, meskipun diyakini tidak memiliki bukti baru yang kuat untuk mendukung argumen mereka. Banyak pihak yang telah menyarankan agar FAM tidak melanjutkan kasus ini ke CAS, mengingat risiko yang mungkin timbul. Menarik untuk dinantikan bagaimana akhir dari skandal naturalisasi ini. Jika Malaysia kalah di Pengadilan CAS, bukan tidak mungkin sanksi yang lebih berat dari sebelumnya akan menanti.

Lihat Gabriel Palmero Diputus Kontrak Klubnya Akibat Skandal Naturalisasi, Media Malaysia Malah Bikin Peribahasa

Komentar Ditutup! Anda tidak dapat mengirimkan komentar pada artikel ini.